Sebuah usaha yang sangat menarik karena sesuatu yang
bagi kita hanya akan kita bakar di pojok pekarangan, kini tersulap apik dalam
bingkai menjadi suatu karya yang bernilai tinggi.
Justru menurut pramuniaga dari galeri ini, tingkat
ekspor dari karya seni unik ini sangat tinggi, bisa dikatakan di Indonesia
tidak memiliki pasar sama sekali.
Bagaimana bentuk karya seni sampah daun ini?
Bentuknya sangat simpel, sebuah bingkai berukuran 40 x
50 cm dengan latar belakang beludru warna gelap. Diatas beludru terpampang
sebuah daun kering dengan warna semburat yang memang harus saya akui sangat
cantik dan eksotis. Secara samar anda bisa melihat jarum pentul kecil sebagai
perekat. Pada bingkai lain daun dan rantai kering ini terangkai sehingga
membentuk seorang gadis dengan payung, sebuah pedati lengkap dengan sapinya.
Menurut pramuniaganya, penjualan ekspor dari produk
ini sudah merambah hingga ke Amerika, Eropa dan Jepang. Konon permintaan dari
Eropa setiap bulan mencapai 300 bingkai yang persatu bingkainya dihargai
sekitar Rp 800 ribu hingga 5 juta rupiah. Angka yang sempat membuat saya
terperanjat. Padahal hanya bersenjatakan penawaran melalui forum diskusi
internet, social media dan blog.
Sudah barang tentu, bahan utama berupa daun dan
ranting kering ini hampir tidak memerlukan biaya perolehan kecuali biaya
angkut, karena katanya daun kering ini kadang harus didatangkan dari kawasan tertentu
sesuai habitatnya.
Untuk jenis daun kering yang menjadi bahan baku,
biasanya syaratnya pada bentuk dan warnanya yang unik dan eksotis. Selain itu
juga pada ketebalan dan kekuatan daun, daun yang rapuh bisa membuat hasil
rangkaian mudah rusak dan robek.
Daun daun ini tidak dipanen dalam keadaan kering,
justru dalam keadaan segar dan matang. Kemudian daun daun ini dijemur hingga
cukup kering pada saat matahari tidak maksimal, seperti pada pukul 9 pagi
hingga 11 siang, kemudian pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore. Setelah daun
ini kering, daun daunan ini kemudian direndam dalam larutan pengawet.
Setelah daunan siap pakai, kini kita masuk pada tahap
perangkaian sampah daun ini
dilakukan secara perlahan dengan menggunakan jarum pentul dan lem. Hasil perangkaian
ini nantinya akan dikemas dalam kardus dan siap ekspor.
Sumber : http://danausaha.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar