Rabu, 11 Desember 2013

Kain Batik Jadi Aksesoris dan Tas Unik




Kain perca merupakan sisa kain hasil produksi yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi barang-barang yang menarik, bahkan menguntungkan. Inilah ide cerdas yang diterapkan Ade Bribachna dalam membuat suatu barang berbahan dasar batik.  

CuhillaBachna, nama ini diambil dari nama kakak Ade yaitu “Cuhilla” dan nama belakang Ade sendiri yaitu “Bachna”. Nama sang kakak diadopsi karena berperan besar dalam usaha ini. Mulanya, usaha ini di pegang oleh Ade dan sang kakak, namun kini Ade beriwirausaha sendiri.

Usaha yang ditekuninya sejak 2009 ini, mulanya hanya sekedar hobi membuat clutch dengan menggunakan kain perca biasa, bukan kain bercorak batik. Tidak disangka, peminatnya banyak dan pesanan berdatangan. Boomingnya batik saat ini ia manfaatkan untuk mengubah barang-barang produksinya, mulailah ia menggunakan kain perca batik sebagai bahan dasar utama . Variasi barang-barang yang ia produksi pun meningkat, kini ia juga merambah membuat tas dan aksesoris.

Pertama-tama, wanita yang berdomisili di Kebagusan, Jakarta Selatan ini menekuni produksi seorang diri, mulai dari desain, pembuatan hingga pengaplikasian untuk produk-produk tersebut. Seiring berjalannya waktu, permintaan menanjak drastis dan model-model pun  berkembang dinamis. Didasari tuntutan itu, kini Ade di bantu oleh beberapa karyawan untuk menangani materi produksi sehingga ia bisa fokus mengerjakan detail aplikasi barang-barang pesanannya.

Kisaran harga produk-produk yang Ade jual relatif terjangkau. Untuk aksesoris, ia mematok harga Rp.45.000 – Rp.100.000. Sedangkan harga yang di patok untuk tas berkisar dari Rp.150.000 – Rp.300.000, tergantung tingkat kesulitannya. Lama pembuatan untuk pembuatan aksesoris dan tas ini bisa mencapai 1-2 minggu.

“Alhamdulillah usaha ini memberi keuntungan yang menjanjikan, namun kendala di dapat ketika karyawan yang mengambil keputusan untuk pulang tidak kembali lagi, produksi pun jadi terhambat”, ungkap Ade.

Produk-produk CuhillaBacha memiliki ciri khas yang berbeda dengan produk berbahan dasar batik yang lain. Jika produk tas batik yang lain hanya berdesain standar, Ade lebih berani bermain pada bentuk tas yang tidak biasa, misalkan bulat atau persegi. Terlebih, produk-produknya diaplikasikan lagi dengan berbagai bahan, sehingga tampak lebih manis dan menarik.

Ade sendiri tidak memiliki background  pendidikan di bidang fashion. Ia berpengalaman di bidang advertising dan percetakkan. Namun dengan bakat dan hobi mendesain yang ia kembangkan, kini wanita berumur 30 tahun ini sukses menyulap kain batik sebagai barang-barang yang tak kalah unik. Yang lebih menarik, semuanya terbuat dari kain perca. Omset yang ia dapat bisa mencapai 10-15 juta perbulan.

Ade tidak menciptakan produk dengan model standar, ia beranikan diri membuat model-model yang tidak biasa dijumpai banyak orang. Justru itu kunci kesuksesannya. Sebagai wanita muda yang sukses berwirausaha, ini bisa menginspirasi banyak orang untuk coba membuka usaha sendiri terutama di bidang fashion. Tidak hanya itu, usaha Ade ini juga turut berperan memperkenalkan budaya Indonesia lewat pengaplikasian kain batik perca.

Semoga bermanfaat..

 

sumber : http://www.kriyalea.com/wp-content/uploads/2012/05/tas-batik-kain-perca1.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar